Meskipun suatu penyakit, namun sebagian masyarakat tidak menghiraukan gejala yang dialaminya, dan menganggap pengidapnya sebagai orang yang sangat rapi, sangat tertata. Padahal OCD tidak sesederhana itu.
Sebagai contoh, seorang Ibu rumah tangga yang mengepel lantai berulang kali, ia beranggapan bahwa lantainya selalu kotor apalagi jika ada orang lain yang menginjak lantainya, atau dia akan membereskan tempat tidur berulang kali padahal sprei nya hanya bergeser sedikit.
Hal sepele yang dianggap biasa saja, bisa jadi itu adalah gejala dari OCD. Namun, tidak serta merta orang yang menyukai kerapian dan susunan yang tertata mengidap OCD. Maka dari itu, agar tidak salah paham segera periksakan diri ke dokter.
Sebenarnya seperti apa OCD itu ?
OCD merupakan suatu gangguan kecemasan yang dimiliki seseorang. Penderitanya mempunyai pemikiran yang berulang mengenai ide ataupun sensasi, sehingga hal tersebut mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara berkala atau berulang-ulang.
Yang memiliki sifat obsesif-kompulsif adalah orang yang perfeksionis yang sangat terpaku berlebihan pada jadwal, aturan, detail dan lain sebagainya. OCD bisa dijelaskan lebih dalam dengan memahami terlebih dahulu masing-masing bagiannya yaitu perilaku obsesif dan kompulsif
- Perilaku Obsesif
Sebagian besar penderita OCD sadar bahwa ia mengalami perilaku obsesif, dan yang ia lakukan merupakan hal yang tidak masuk akal. Namun mereka tetap saja tidak dapat mengontrol perilaku tersebut.
Mereka akan merasa khawatir secara berlebihan terhadap sesuatu yang dimiliki, seperti contoh, perilaku obsesif akan takut jika meja kerjanya kotor dan terkontaminasi bakteri atau kuman dan hal ini akan mendorong penderitanya untuk membersihkan meja secara berulang-ulang. Perilaku obsesif akan menimbulkan perasaan negatif atau merasa jijik terhadap sesuatu.
- Perilaku Kompulsif
Perilaku kompulsif adalah terusan dari perilaku obsesif. Semua hal yang telah dipikirkan oleh perilaku obsesif, maka akan diteruskan ke dalam tindakan nyata yaitu perilaku kompulsif.
Karena hal itu untuk meredakan rasa cemas dan khawatir yang dialaminya akibat dari perilaku yang obsesif. Penderita OCD bahkan bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk membersihkan diri.
Contohnya, anak-anak berulang kali mencuci tangan setelah ia menyentuh sesuatu yang dianggapnya menjijikan, namun hal ini tidak dilakukan hanya sekali melainkan berulang-ulang hingga ia merasa benar-benar sudah yakin bahwa kotorannya sudah hilang dari tangan.
Perlu diketahui, bahwa penyakit OCD tidak membahayakan dan tidak menular untuk orang lain. Namun penderitanya akan sedikit mengganggu aktivitas serta hubungannya dengan orang lain akibat stress berat karena perilaku obsesif dan kompulsif yang dialaminya.