RAGAMBAHASA.com || Wakil Bupati Sukabumi H. Iyos Somantri membuka kegiatan Desiminasi Program APKASI-OISCA Tindak Lanjut Program Training of Trainer Tentang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan di Jepang, Senin (5/2/2024).

Kegiatan bertempat di Training Center OISCA Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi itu diikuti utusan dari 8 kabupaten, yakni Kabupaten Menpawa, Subang Susupan, Sidoarjo, Pakpak Barat, Indramayu, Sumenep, Gunung Selatan dan Kabupaten Batubara.

Kegiatan yang merupakan kerja sama Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dengan OISCA (Organization for Industrial, Spiritual and Cultural Advancement) yang merupakan suatu organisasi international nir laba yang berpusat di Jepang itu, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pengambil kebijakan di daerah tentang pola pertanian di kawasan Asia sebagai desparking.

Selain itu, melalui kegiatan magang keahlian spesifik tersebut, para pejabat pemerintah daerah dapat memahami strategi khusus tentang pengembangan pertanian berkelanjutan dan berketahanan baik dengan memanfaatkan teknologi tradisional maupun modern yang melibatkan partisipasi dan peranserta masyarakat.

Pada kesempatan itu, Wabup Sukabumi Iyos Somantri menyampaikan potensi yang ada di Kabupaten Sukabumi, yakni memiliki lahan pertanian yang sangat luas.

“Dengan potensi lahan yang sangat luas ini, kita yakin bahwa sistem pertanian berkelanjutan sejalan dengan upaya membangun ketahanan pangan di daerah, maka kehadiran APKASI dan OISCA akan berdampak pada terbangunnya metode sistem pertanian berkelanjutan untuk ketahanan pangan,” ungkapnya.

Menurut Iyos, program-program yang telah dilaksanakan OISCA menjadi mitra strategis pemerintah dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Sukabumi untuk menciptakan masa depan yang sangat baik melalui pelatihan pertanian dan kegiatan lainnya.

Wabup berharap, OISCA terus eksis mendorong pembangunan di Kabupaten Sukabumi yang berkembang dengan program pemberdayaan masyarakat desa, pendidikan lingkungan hidup, pemberdayaan perempuan, kesehatan dan ekonomi berbasis ketahanan pangan.

“Tak hanya itu, sinergi dan kolaborasi ini telah menghasilkan pembangunan infrastruktur pertanian dan lingkungan serta terbentuknya kelompok-kelompok tani di Desa Adat Kasepuhan Ciptagelar yang telah melaksanakan kegiatan pertanian berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” pungkasnya.