RAGAMBAHASA.com || Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi mengupayakan agar kesenian Gekbreng bisa jadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tingkat Nasional.
Teranyar, salah satu upaya Disbudpora tersebut yaitu dengan menyelenggarakan kegiatan “Apresiasi Karya Seni Gekbreng sebagai Warisan Budaya Sunda” di Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi, Sabtu (30/12/2023).
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Yanti Irianti mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya dalam memenuhi persyaratan tambahan agar kesenian Gekbreng bisa lolos jadi WBTB tingkat nasional. Persyaratan tambahan itu, yakni dokumentasi hingga apresiasi dari masyarakat luas.
“Saat ini seni pertunjukan Gekbreng sudah ditetapkan sebagai WBTB Jawa Barat. Untuk diusulkan kembali ke nasional, yaitu dengan melengkapi kekurangan-kekurangan persyaratannya, diantaranya video dokumentasi. Jadi kemarin itu pendokumentasian Gekbreng,” kata Yanti Selasa (2/1/2024).
Yanti menuturkan, dalam kegiatan apresiasi ini pihaknya berkolaborasi dengan civitas akademik dari program studi Sastra Inggris Universitas Muhammadiyah Sukabumi. “Karena salah satu syarat pengusulan Gekbreng itu harus ada kajian, kebetulan UMMI melaksanakan kajiannya tentang Gekbreng tersebut,” jelasnya
“Kemudian bagaimana proses pendokumentasian ini dapat dinikmati juga oleh masyarakat atau unsur lainnya, akhirnya kami kolaborasi dengan UMMI agar dapat diapresiasi oleh mahasiswa. Karena generasi muda kan sebagai agen pelestari budaya kedepannya, harus juga faham bagaimana upaya pelestarian budaya di kalangan generasi muda,” tambahnya.
Setelah melihat langsung seni pertunjukan Gekbreng di UMMI tersebut, Yanti menegaskan bahwa Bidang Kebudayaan Disbudpora akan terus mengoptimalkan pengusulan agar kesenian tersebut ditetapkan jadi WBTB nasional.
“Tak hanya itu, kita juga ingin masyarakat luas khususnya Sukabumi mengetahui bahwa memiliki kekayaan budaya memiliki karya budaya yang lahir tahun 1918,” kata Yanti.
Menurut Yanti, Gekbreng merupakan kesenian asal Kecamatan Nyalindung yang berupa teater rakyat bersifat humor yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat sehari-hari.
Nama gekbreng sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu “gek” dan “breng” yang dalam bahasa sunda berarti duduk seketika.
“Kesenian gekbreng diinisiasi oleh Abah Adig sebagai generasi pertama pada tahun 1918 kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Bapak Jaja sebagai generasi kedua pada saat ini kesenian gekbreng dilanjutkan oleh Bapak Adji Suherman sebagai generasi ketiga,” tandasnya.