RAGAMBAHASA.com || Warga Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi turun tangan melakukan perbaikan jembatan bambu yang putus akibat diterjang banjir bandang yang terjadi di wilayah itu.

Perbaikan jembatan sepanjang 26 meter yang berada di atas Sungai Cikurutug itu dilakukan untuk mempercepat kelancaran aktivitas masyarakat dua kampung di Desa tersebut karena merupakan akses penghubung satu-satunya ke Desa Bantarpanjang.

Pahru Suganda (39 tahun) warga setempat mengatakan, putusnya jembatan penghubung itu terjadi pada saat hujan deras pada Sabtu 29 Juni 2024 lalu.

“Tiang tengahnya tergusur sama air, sehingga jembatan terbuat dari kayu dan bambu putus, tidak bisa dilewati,” kata dia.

“Akibatnya banyak anak sekolah di dua RT yang terdampak. Jembatan itu menghubungkan antara Desa Nangerang dengan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah. Jadi kalau putus jembatan itu, untuk menuju RT sebelah harus muter lewat wilayah Desa Bantarpanjang yang butuh waktu perjalanan 2 jam. Kalau menyeberang sungai sekitar 25 menit,” sambungnya.

Menurut Pahru, aktivitas warga juga sempat berhenti total karena putusnya jembatan tersebut. “Namun kadang juga ada yang nekat melintas, harus dengan merayap rayap,” tuturnya.

Sehingga lanjut dia, warga kemudian berinisiatif melakukan gotong royong untuk memperbaiki jembatan tersebut keesokan harinya atau Minggu 30 Juni 2024 dengan waktu pengerjaan selama empat hari.

“Warga memanfaatkan material kayu bekas yang digunakan kembali. Saat itu ada Kades, BPBD, serta Babinsa. Perbaikan dilakukan empat hari, hari ini (Rabu 3 Juli 2024) sudah selesai,” ungkapnya.

 

Meski begitu, Pahru berharap pemerintah bisa turun tangan membangun jembatan yang permanen. Karena menurutnya, jembatan yang hanya terbuat dari kayu dan beralaskan bambu tersebut saat ini kondisinya rawan tergerus banjir bandang kembali. “Harapannya semoga ada bantuan pemerintah, supaya permanen. Khawatir tergerus banjir kembali,” tandasnya.