Ragam Bahasa.com – Bupati Sukabumi Marwan Hamami angkat bicara terkait belasan warga Sukabumi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar.

Kesebelas warga korban TPPO yang diduga dipekerjakan sebagai scamer online atau operator judi online ini, diketahui berasal dari Desa Kebonpedes dan Jambenenggang, Kecamatan Kebonpedes, serta warga dari Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas.

Menurut Marwan, kasus serupa selalu terulang karena korban berangkat melalui jalur ilegal sehingga lepas dari pantauan pemerintah daerah. Terkhusus iming-iming gaji tinggi dan akan dipekerjakan layak, menjadi pemikat para korban untuk berangkat.

“Itu memang saudara-saudara kita yang menjanjikan yang harusnya kita ingatkan, tapi ya kumaha nya, pemerintah itu tidak tahu juga. Karena kalau lewat jalur resmi itu jelas gak mungkin kita ngirim ke Myanmar. Myanmar lebih susah dari kita,“ ujar Marwan, Jumat (20/9/2024).

Meski demikian, Marwan mengaku sudah berupaya maksimal untuk menyikapi persoalan warganya yang menjadi korban TPPO di luar negeri tersebut. Salah satunya, melakukan koordinasi dengan sejumlah dinas terkait.

“Sudah kita lakukan lewat dinas untuk membantu dan menelusuri persoalan-persoalan terutama juga dengan pengirim tenaga kerja. Mungkin karena ilegal, yakin ga mungkin lah direkomendasi tenaga kerja-tenaga kerja seperti itu,” kata dia.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, Marwan menyebut pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi juga telah melakukan berbagai program inovasi. Diantaranya, menciptakan desa unggul yang dimaksudkan agar mereka mempunyai pendidikan yang baik.

“Kita menciptakan desa unggul itu supaya mereka mempunyai pendidikan yang bagus tidak tergiur oleh persoalan-persoalan yang tidak jelas,“ ucapnya.

“Kemudian potensi pariwisata yang dimiliki kita itu bisa memberikan ruang kepada mereka tapi memang prosesnya tidak mudah dan mereka juga bekerja di Myanmar itu rata-rata jadi operator judi kalau ga salah,“ tambahnya.

Sebab itu, Marwan mengimbau kepada seluruh warganya, agar tidak terbujuk rayu dan tergiur dengan iming-iming yang tidak jelas, apabila ada yang mengajak bekerja keluar negeri dengan upah yang menggiurkan. Terlebih, jika proses pemberangkatannya menggunakan jalur tidak resmi atau ilegal.

“Buat masyarakat hati-hati, pekerjaan di kita banyak lah, tapi kalau bekerja yang mudah-mudah saja susah,” tandasnya.