RAGAMBAHASA.com || Tradisi Seren Taun yang dilestarikan masyarakat adat di Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, menjadi simbol penting dalam menjaga warisan budaya leluhur. Acara tahunan ini merupakan bentuk syukur masyarakat adat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil panen.
Kini, Seren Taun telah berkembang dari sekadar upacara adat menjadi event wisata budaya yang menarik minat wisatawan, baik domestik maupun internasional. Tradisi ini digelar di tiga Kasepuhan Adat, yaitu Kasepuhan Sinar Resmi, Cipta Mulya, dan Kasepuhan Gelar Alam.
Rangkaian acara Seren Taun meliputi prosesi Ampih Pare, yakni memasukkan padi ke dalam Leuit atau lumbung padi, serta berbagai pertunjukan seni budaya seperti Tari Jipeng, Tari Tani, Lais, Rengkong, Seni Debus, Dog-dog Lojor, Gondang Buhun, Ngagendek, dan juga pameran serta bazar yang turut memeriahkan acara.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, mengungkapkan bahwa keberadaan Seren Taun sangat membanggakan, tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai daya tarik wisata.
“Jumlah wisatawan yang hadir di acara Seren Taun membuktikan bahwa tradisi ini telah menjadi event wisata yang unik dan memiliki daya tarik besar,” kata Sendi pada Sabtu (19/10/2024).
Sendi juga menjelaskan bahwa keberhasilan ini terbukti melalui surat pencatatan inventarisasi KIM Ekspresi Budaya Tradisional dari Kemenhumham yang difasilitasi oleh Disbudpora Kabupaten Sukabumi. Selain itu, masuknya Seren Taun dalam Kalender Event Nusantara 2024 memperkuat promosi budaya oleh Kasepuhan Gelar Alam.
“Dengan kunjungan wisatawan mancanegara, Kasepuhan Gelar Alam telah berhasil mempromosikan budaya dan pariwisata kita,” tambahnya.
Sendi menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi ini agar terus bertahan dan semakin menarik minat wisatawan. “Kita harus berkomitmen untuk mempertahankan warisan budaya ini, sehingga dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.