RAGAMBAHASA.com ||Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi, bersama sejumlah dinas terkait, melakukan inspeksi ke bekas gedung garmen yang kini beralih fungsi menjadi kandang sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, pada Sabtu (18/1/2025). Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Dinas Peternakan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Tata Ruang, Dinas Perkim, serta Camat Cicurug.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Sukabumi, Ali Iskandar, menyebutkan inspeksi ini merupakan tindak lanjut dari agenda sebelumnya yang diadakan Rabu lalu, menyusul aspirasi warga terkait keberadaan kandang sapi tersebut.
“Kami sedang melakukan identifikasi, klarifikasi, dan verifikasi untuk memastikan aktivitas di lokasi ini. Dari hasil pantauan, ternak sapi memang ada. Kami perlu memastikan apakah ini terkait pembibitan, penggemukan, atau kegiatan lain,” jelas Ali.
Ia menambahkan, kawasan Cicurug sebagai wilayah perkotaan tidak ideal untuk aktivitas peternakan skala besar seperti pembibitan atau penggemukan sapi. Namun, ia menyarankan penggunaan lokasi untuk transit, edukasi, atau wisata, selama tidak menimbulkan gangguan seperti bau atau pencemaran. “Jika konsepnya berbasis jasa dan ramah lingkungan, ini bisa menjadi potensi ikon wisata baru bagi Cicurug,” ungkapnya.
DPMPTSP juga meminta pemilik kandang untuk membuat pernyataan tertulis dan mengadakan sosialisasi dengan masyarakat, pemerintah desa, dan camat setempat. “Kami ingin semua proses perizinan berjalan sesuai aturan, dan lingkungan tetap terjaga. Jika ditemukan dampak negatif, langkah antisipasi harus segera dilakukan,” tegas Ali.
Saat ini, kandang sapi tersebut menampung 13 ekor sapi, dengan kapasitas maksimal mencapai 33 ekor. Namun, Dinas Peternakan merekomendasikan agar jumlah sapi dipertahankan pada angka saat ini sambil memastikan pengelolaan limbah dilakukan secara baik dan ramah lingkungan.
Langkah inspeksi ini diharapkan mampu menciptakan solusi yang menguntungkan semua pihak. Pemerintah Kabupaten Sukabumi menegaskan komitmennya untuk mendukung investasi tanpa mengabaikan aspek lingkungan dan kenyamanan masyarakat. “Kami berpegang pada prinsip keseimbangan antara investasi, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ali.
Sementara itu, Reza Maulana, pemilik lahan, menjelaskan bahwa tujuan usahanya adalah menciptakan citra Kampung Nangklak di tingkat nasional. “Tempat ini direncanakan sebagai transit khusus sapi, bukan untuk peternakan atau penggemukan. Saya berharap ini bisa meningkatkan daya jual dan menjadikan Tenjoayu sebagai destinasi agrowisata,” tuturnya.
Reza juga mengakui adanya miskomunikasi terkait perizinan yang menghambat operasional. “Kami memerlukan pendampingan dari pemerintah, terutama dalam pengelolaan limbah dan aspek teknis lainnya. Dukungan dari camat dan masyarakat sangat membantu kami dalam mencari solusi terbaik,” pungkasnya.